METROKalteng.com
NEWS TICKER

Anggota Komisi I DPR RI Ary Egahni Ben Bahat, SH menggelar Sosialisasi Empat Pilar

Friday, 29 November 2019 | 2:43 pm
Reporter:
Posted by: metrokal
Dibaca: 23

Kuala Kapuas, (METROKalteng.com) – Anggota Komisi I DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Kalimantan Tengah Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Ary Egahni Ben Bahat, SH menggelar Sosialisasi Empat Pilar (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika), Jum’at (29/11/2019) siang.

Acara yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) Panunjung Tarung, Kuala Kapuas, dihadiri langsung oleh Bupati Kapuas Ir Ben Brahim S Bahat, MM. MT, Wakil Bupati Kapuas Dr. H. M. Nafiah Ibnor MM, Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kapuas, para Asisten dan Staf Ahli Bupati, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Kapuas, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Alim Ulama, para Aparatur Sipil Negara (ASN), Mahasiswa, para Pelajar SMA/sederajat, serta masyarakat Kapuas.

Ary Egahni dalam paparannya mengatakan Indonesia adalah Negara yang besar dan memiliki keunikan dengan memiliki Empat Pilar Kebangsaan sebagai Konsensus Bangsa. Pancasila sebagai Ideologi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara, NKRI adalah sebagai harga yang harus dipertahankan, Bhineka Tunggal Ika adalah sebagai Semboyan Negara.

“Saya sebagai anggota DPR RI sekaligus Anggota MPR RI, karena MPR RI adalah gabungan dari Anggota DPR RI dan DPD RI. Adapun program dari MPR RI sebagai lembaga tertinggi Negara adalah bagaimana membangun bangsa ini untuk terus mensosialisasikan,” katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, Indonesia memiliki dua tantangan baik internal maupun eksternal. Dari kedua tantangan ini, tantangan yang harus dijaga adalah faktor internal, bagaimana bisa bertahan maka semua pihak harus memperkuat internalnya. Ia mengungkapkan, Indonesia sebagai bangsa yang besar menghadapi tantangan secara internal yaitu masih lemahnya pengamalan dan penghayatan agama serta munculnya pemahaman agama yang sempit.

Indonesia punya tantangan dari para intoleransi yaitu radikalisme dan terorisme. Ini akan menimbulkan disintergrasi bangsa. Ketika seseorang mengatakan agamaku, sukuku, rasku, golonganku dan kulitku lebih baik daripada dirinya, maka ini sudah memicu untuk bagaimana kita terpecah belah.

“Semua ajaran agama mengatakan ketika engkau mengasihi Tuhanmu maka akan kelihatan dari lingkungan kemanusiaannya. Bagaimana kita sebagai makhluk yang saling berkasih sayang mampu memperkuat dan mempererat kebangsaan,” terangnya.

Ia menjelaskan, Negara yang berkeadilan adalah untuk memperkuat internalnya, dengan cara bersama-sama mampu untuk bertahan agar Indonesia yang lebih baik. Berjalannya penegakan hukum yang optimal bukan hanya tugas dari kepolisian, kejaksaan dan perhakiman tetapi semua anak bangsa mulai dari diri sendiri dengan hal-hal yang sederhana untuk bisa menjadi wadah yang taat hukum.

Kemudian, tantangan dari faktor eksternal yang mengakibatkan liberalisme, ia mengungkapkan salah seorang Pakar Pendidikan Doktor di Universitas Indonesia melakukan penelitian, dalam penelitiannya mengatakan bahwa bahaya kecanduan android atau game dan teknologi informasi lebih berbahaya daripada orang candu terhadap narkoba.

“Kita boleh bangga dan bisa memperbolehkan anak kita melek teknologi tetapi kita harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan konten, karena akan berpengaruh,” tekannya.

Pancasila adalah ideologi Negara, yang menjadi nafas dan menjadi asa kebersamaan, semangat kecintaan ada gotong royong di dalamnya. “Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan Negara yg besar. Empat konsesus pilar kebangsaan menjadi perekat dan pemersatu. Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika itulah yg menjadi nafas, dan roh untuk kita menjalin silaturahmi sebagai anak bangsa terhadap anak bangsa lainnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Kapuas dalam sambutannya berharap agar kerukunan, ketertiban terus dipelihara sehingga jalinan tali silaturahmi tetap terjaga dan diikat erat-erat, karena semua bersaudara walaupun tidak sedarah. Oleh karena itu, lanjut dia adalah bagaimana masyarakat Kapuas merasakan satu wadah yaitu Huma (rumah) Betang dengan menjadi keluarga.

“Saya yakin dan percaya Kapuas ke depan akan lebih maju, bermartabat. Mari kita tetap bersemangat untuk melakukan inovasi dan terobosan bagi Kabupaten Kapuas yang kita cintai. Kita bergandengan tangan menuju satu titik yaitu masyarakat Kapuas yang hebat, sejahtera dan bermartabat,” tekannya. (Red-MK/Hmskmf)

Contak Redaksi 081349007114, 081250001889