METROKalteng.com
NEWS TICKER

Ketua PSSI Bartim Angkat Bicara, Lapangan Bola di Kecamatan Paku Dipertanyakan

Tuesday, 16 June 2020 | 6:48 pm
Reporter:
Posted by: metrokal
Dibaca: 159

Tamiang Layang, (METROKalteng.Com) – Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Barito Timur provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Paulus Kia Botoor pertanyakan hasil renovasi lapangan sepak bola yang terletak di Runggu Raya Kecamatan Paku, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Pasalnya lapangan sepak bola yang kurang lebih 3 tahun sebelumnya saat dilakukan renovasi semakin tidak bisa digunakan (tidak layak dipakai) diduga tak sesuai aturan, sehingga tidak bisa digunakan untuk bermain bola dengan kondisinya yang semakin parah.

Demikian hal tersebut disampaikan oleh Ketua PSSI Bartim, Paulus Kia Botoor kepada awak media di Tamiang Layang, Senin (15/06/2020)

Menurut Paulus, lapangan bola tersebut tidak berfungsi dengan layak karena dengan ukuran yang semakin kecil dan medan tanah yang tampak dipenuhi batu kecil (kerikil). Dirinya juga sangat menyayangkan dengan posisi Bens Pemain (tempat tunggu pemain) yang bersebrangan dengan pintu masuk para pemain, serta kualitas cat tiang gawang yang menunjukan warna tak sesuai pada umumnya.

“Kebetulan saya juga berdekatan dengan lapangan itu. Ketika penggarapan saya juga aneh, masyarakat juga bertanya kenapa di berikan lahan 100 x 100 meter, tapi kenapa sekarang diprrkecil sekitar 70 meter saja,” ucap Pria yang juga memegang Lisensi Konfederasi Sepak Bola Asia atau Asian Football Confederation (AFC) di Kalteng ini.

Lanjut Paulus, ternyata kondisi lapangan ketika kita amati kenapa tidak bisa dipakai karena di lapangan itu bukan ditimbun pakai humus tanah tapi pakai tanah Latrit yang biasa dipakai untuk penguatan jalan. Jadi saat datang hujan lumpurnya terkikis oleh hujan, akhirnya yang timbul batu semua.

“bisa kah kita main diatas batu, kan enggak mungkin, maka untuk joging untuk Pasing bola saja tidak bisa, itu kondisi yang terjadi sekarang,” terang Paulus.

Pria yang pernah membawa nama harum di Kalteng dan sempat memetik juara 1 pada Liga III se- Kalteng tersebut menjelaskan bahwa posisi Bens Pemain tidak sesuai pada aturannya. “Seharusnya saat pemain masuk posisi Bens Pemain berada di kiri kanan dekat pintu masuk pemain, bukan di pojok sana dan tiang gawang pada umunya di cat putih bukan papan catur, itu sudah salah dari aturan,” ungkap Paulus yang juga mantan pemain sepak bola tingkat nasional tersebut.

Dijelaskan Paulus, Seharusnya saat membuat lapangan harus menggunakan perencanaan dahulu, bukan tiga buah lapangan digabungkan satu perencanaan, akhirnya hasil lapangan hanya seluas kurang lebih 70 meter. Dan lapangan itu sebelumnya sangat bermanfaat pada kegiatan, namun setelah di renovasi tidak bisa dipakai, berarti ada yang tidak beres,” jelasnya.

“Kita hanya pertanyakan kenapa setelah di renovasi tidak bisa di pakai, ini ada apa’ berarti kan ada yang salah dalam hal ini. Kalau mencari yang salah itu ada yang bertugas. Kami hanya bersuara, tugas itu mungkin ada pada kepolisian, kejaksaan entah itu ada yang salah di perencanaan atau pelaksanaannya kita enggak tau, tetap kita pakai asas praduga tak bersalah,” tutur Paulus.

Paulus Kia Botoor senior dalam dunia sepak bola di Indonesia ini juga mengatakan bahwa dirinya pernah melakukan koordinasi kepada Kepala daerah Bartim untuk meminta dukungan agar dapat meningkatkan kualitas bibit para pemain bola yang berada di Bartim. Namun dukungan dari Bupati yang juga selaku ketua Koni di Bartim ini belum merespon usulan Paulus sampai saat ini.

“Saya juga enggak tau siapa ketua Koni, ketika menghadap ketua Koni ketemu Bupati dan sebaliknya, karna menurut aturan jabatan itu harus terpisah. Tidak boleh menurut aturan Bupati menjadi Ketua Koni,” pungkasnya. (RMY/Red)

Contak Redaksi 081349007114, 081250001889