METROKalteng.com
NEWS TICKER

Jembatan KH Hasan Basri Jembatan Tertua Diwilayah DAS Barito, Tahun 2035 Akan Diredesain Ulang

Friday, 13 November 2020 | 12:16 pm
Reporter:
Posted by: metrokal
Dibaca: 174

Muara Teweh, (METROKalteng.com) – Jembatan KH Hasan Basri adalah sebuah jembatan yang melintang di atas Sungai Barito dan berlokasi di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara (Barut), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Fasilitas Umum jembatan ini memiliki panjang sekitar 270 meter dan lebar 5 meter berkontruksi baja buatan Australia dibangun pada tahun 1992 dan selesai pada tahun 1995,untuk nama jembatan diambil dari seorang tokoh kelahiran Muara Teweh, yaitu mantan Ketua MUI pusat yakni KH Hasan Basri (alm)

Keberadaan jembatan penghubung KH Hasan Basri merupakan sarana angkutan penumpang dan barang yang menghubungkan wilayah kabupaten Barutndan kabupaten Murung Raya serta Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) H Shalahuddin menyebutkan, pembangunan jembatan Hasan Basri pada saat itu melalui proses dan tahapan-tahapan hingga sampai rampung.

“Pada 1992 lalu, bupati Barut di jabat oleh Drs ADj Nihin yaitu tengah berlangsungnya pembangunan jembatan target pertama adalah bagaimana jembatan bisa fungsional, agar bisa membuka akses jalan menghubungkan Muara Teweh ke Banjarmasin,” tukas Kadis PUPR Kalteng usai mengikuti rapat koordinasi di aula BappedaLitbang, kemarin.

Disebutkannya, pada saat membangun jembatan tersebut anggaran sangat terbatas. Dan jembatan Hasan Basri ini benteng yang tersedia di Kementerian PU hanya 60 meter. Jadi memang banyak yang mempertanyakan hal itu.

“Karena pada saat itu kita membangun jembatan untuk membuka akses jalan, agar keterisolasian wilayah bisa terbuka. Dan jangan lupa diantara 6 (enam) jembatan yang melewati Sungai Barito ini, jembatan KH Hasan Basri jembatan yang tertua. Dan jembatan ini masih Tipe B,” tukas mantan Sekretaris PUPR- Barut, Shalahuddin.

Untuk kedepannya kata Kadis PUPR Kalteng yang tentunya kita akan melihat lagi potensi daerah dan tentunya akan kita tingkatkan terkait desaint jembatan. Pada tahun 2010 pernah dilakukan redesain, namun karena umur jembatan masih 40 tahun. sehingga ditolak oleh Kementerian PU pusat.

“Mungkin posisi di tahun 2035 nanti akan diredesain ulang. Otomatis jembatan yang ada masih terpakai, hanya bangunan bawah (pilarnya-red) yang tidak terpakai, sedangkan bangunan atasnya bisa kita pindahkan ke daerah lain yang membutuhkan,” katanya. (Uzi)

Contak Redaksi 081349007114, 081250001889